KATA SAMBUTAN


Selasa, 30 Oktober 2012

Hormati Hak Wartawan Ketika Liputan Selasa, 30 Oktober 2012 11:23 WIB

FOTO:ILUSTRASI


TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ketua Vip Nusa, Kabupaten Sambas Kalimantan Barat Irawan SH  mengatakan agar profesi kewartawanan harus dihormati dan dihargai pada ruang publik.

"Jangan pada saat meliput tugas kewartawanan lalu tidak diizinkan, padahal kegiatan tersebut bersifat terbuka," ujar Irawan kepada Tribunpontianak.co.id,Selasa (30/10/2012).

Menurutnya profesi wartawan merupakan mencari informasi untuk publik."Jadi berhak untuk meliput berbagai kegiatan, jadi jangan sampai dihalang-halangi," katanya.

Apa yang disampaikan Irawan, dialami jurnalis Tribun Pontianak yang hendak meliput kegiatan wisuda Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIS) Sultan Muhammad Tsafiuddin Sambas.

Saat itu hendak meliput, namun dicegah oleh panitia untuk masuk ke lokasi wisudawan.


SUMBER:TRIBUN PONTIANAK

Senin, 29 Oktober 2012

Warga Kota Sambas Minta Penambahan Pos Lantas Senin, 29 Oktober 2012 12:54 WIB

                                                               FOTO:ILUSTRASI



TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Tatang, satu di antara warga Sambas Kalimantan Barat mengatakan perlu adanya pos lantas di dekat Sambas Kota yaitu sekitar Desa Saing Rambi, Sambas yang masuk jalur Pantura.

"Kalau melihat kondisi saat ini memang perlu ada pos lagi, namun tidak menghilangkan pos lantas yang lama yang terletak di Jl Gusti Hamzah, Sambas saat ini," ujar Tatang, satu diantara warga Sambas kepada Tribunpontianak.co.id, Senin (29/10/2012).

Dikatakan, kalau untuk jalur wilayah pasar memang kadangkala ramai mulai dari persimpangan Gabsis.

"Kalau untuk jalur Rambi, memang pada saat-saat tertentu saja" katanya.




SUMBER:TRIBUN PONTIANAK

Minggu, 28 Oktober 2012

Sosis Ayam Madu asal Malaysia Disita Aparat Minggu, 28 Oktober 2012, 08:00 WIB

FOTO:ILUSTRASI



REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Tim Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Kalimantan Barat mengamankan sekitar 91 dus yang berisi daging ilegal asal Malaysia. Daging tersebut disimpan di sebuah gudang di Balai Karangan, Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau.
"Terungkapnya gudang tempat penyimpanan berbagai jenis daging ilegal itu pada Jumat (26/10) pukul 20.00 WIB,'' kata Kepala Bidang Humas Polda Kalbar, Ajun Komisaris Besar (Pol) Mukson Munandar, seperti dikutip Antara. ''Ini berkat informasi masyarakat yang mencurigai aktivitas di gudang milik TR.''
Mukson mengatakan masyarakat menginformasikan kepada tim Operasi Perbatasan yang dilakukan oleh jajaran Polda Kalbar. Operasi Perbatasan dilakukan pada lima Kepolisian Resor, yakni Polres Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu.
Adapun sebanyak 91 dus yang berisi berbagai jenis daging itu diamankan dalam sebuah gudang pendingin. Rinciaannya adalah sebanyak 32 bungkus berisi sosis ayam madu asal Malaysia, 70 bungkus baso ikan, 19 kotak daging dada ayam Malaysia, 13 bungkus daging sapi Allana India, serta 16 bungkus daging jeroan ayam Malaysia.
"Saat ini tempat kejadian perkara telah dipasang garis polisi," ungkap Mukson. ''Pemilik TR dan beberapa saksi sedang dilakukan pemeriksaan. Barang bukti juga telah disita.''

Kamis, 25 Oktober 2012

Kadiskes Imbau Waspada DBD Rabu, 24 Oktober 2012 13:18 WIB

FOTO:Nyamuk Aedes agepty pemantik terjangkitnya demam berdarah dengue (DBD).



TRIBUNPONTIANAK - Kadis Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Ketut Sukarja mengintruksikan semua Puskesmas untuk memberikan himbauan kepada masyarakat agar waspada demam berdarah.

"Memang kita masih belum menerima laporan terkait peningkatan demam berdarah, tapi biasanya berdasarkan siklus lima tahunan puncak dari demam berdarah yaitu pada Oktober hingga Desember," ujar dr Ketut Sukarja kepada Tribunpontianak.co.id, Rabu (24/10/2012).

Dikatakan, kewaspadaan itu yaitu melakukan kebersihan lingkungan."Lakukanlah program tiga M yaitu menguras, mengubur dan menutup. Gejala demam berdarah yaitu demam dua sampai tujuh hari, ditandai dengan menurunnya trombosit dan kalau sudah parah hingga sampai muntah-muntah, keluar darah pada hidung, mulut dan telinga," ujarnya.


SUMBER:TRIBUN PONTIANAK

Selasa, 23 Oktober 2012

Penunggak Listrik Sambas Terancam Perdata Selasa, 23 Oktober 2012 16:53 WIB

                                                   foto:ilustrasi


TRIBUNPONTIANAK-PLN Area Singkawang Kalimantan Barat melakukan penandatanganan bersama dengan Kejaksaan Negeri Sambas untuk melakukan penagihan bersama. Hal tersebut bertujuan untuk menekan angka tunggakan pembayaran yang dilakukan pelanggan PLN.

"Penandatangan  MoU ini sebagai tindak lanjut dari penandatangan bersama antara Kajati dan PLN Propinsi di antaranya penagihan terhadap pelanggan yang menunggak pembayaran, dan ini merupakan bantuan di bidang hukum," ujar Manager Cabang  Area PLN Singkawang, Arief Kuncoro kepada wartawan, di kantor Kejaksaan Negeri Sambas, Selasa (23/10/2012).

Arief menjelaskan pihaknya bersama PLN dan kejaksaan akan menindaklanjuti dalam bentuk pemanggilan yang dilakukan kejaksaan bagi penunggak pembayaran listrik  tiga bulan keatas. 

"Belum ada sanksi hukum, ini  masih bersifat  perdata saja. Bantuan ini diperlukan karena teman-teman di lapangan sulit melakukan penagihan bagi penunggak," katanya.

Menurutnya untuk area atau wilayah PLN Singkawang yang banyak melakukan tunggakan yaitu wilayah Pemangkat dan Tebas yang jumlah nominalnya mencapai Rp 450 juta. 

"Jadi kita himbau masyarakat untuk tepat membayar tepat waktu, kalau merasa tidak terbebani sebaiknya beralih dengan membayar sistem prabayar, masyarakat bisa mengendalikan pemakaian listriknya," ujarnya.


sumber:tribun pontianak

Sabtu, 20 Oktober 2012

SEKILAS SEJARAH KERATON SAMBAS

       FOTO:KERATON SAMBAS TERLIHAT DARI PERTIGAAN SUNGAI SAMBAS


Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah baratlaut sejauh 175 km., melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas. Lokasi bekas pusat pemerintahan terletak di tepi kota Sambas. Di daerah pertemuan sungai Sambas, Sambas Kecil, dan Teberau, pada sebuah tempat yang oleh penduduk di sebut Muare Ullakan (Desa Dalam Kaum) berdiri keraton Kesultanan Sambas.
Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di daerah pertemuan sungai pada bidang tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi


membujur arah barat-timur. Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. Bangunan keraton menghadap ke arah barat ke arah sungai Sambas. Ke arah utara dari dermaga terdapat Sungau Sambas Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai Teberau. Di sekeliling tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa dan mengelompok di beberapa tempat terdapat makam keluarga sultan.
Bangunan keraton yang lama dibangun oleh Sultan Bima pada tahun 1632 (sekarang telah dihancurkan), sedangkan keraton yang masih berdiri sekarang dibangun pada tahun 1933. Sebagai sebuah keraton di tepian sungai, di mana sarana transportasinya perahu/kapal, tentunya di tepian sungai dibangun dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar. Dermaga yang terletak di depan keraton dikenal dengan nama jembatan Seteher. Jembatan ini menjorok ke tengah sungai. Dari dermaga ini ada jalan yang menuju keraton dan melewati gerbang


masuk.
Gerbang masuk yang menuju halaman keraton dibuat bertingkat dua dengan denahnya berbentuk segi delapan dan luasnya 76 meter persegi. Bagian bawah digunakan untuk tempat penjaga dan tempat beristirahat bagi rakyat yang hendak menghadap sultan, dan bagian atas digunakan untuk tempat mengatur penjagaan. Selain itu, bagian atas pada saat-saat tertentu digunakan sebagai tempat untuk menabuh gamelan agar rakyat seluruh kota dapat mendengar kalau ada keramaian di keraton.
Setelah melalui pintu gerbang yang bersegi delapan, di tengah halaman keraton dapat dilihat tiang bendera yang disangga oleh empat batang tiang. Tiang bendera ini melambangkan sultan, dan tiang penyangganya melambangkan empat pembantu sultan yang disebut wazir. Di bagian bawah tiang bendera terdapat dua pucuk meriam, dan salah satu di antaranya bernama Si Gantar Alam.
Sebelum memasuki keraton, dari halaman yang ada tiang benderanya, kita harus melalui lagi sebuah gerbang. Gerbang masuk ini juga terdiri dari dua lantai, tetapi bentuk denahnya empat persegi panjang. Lantai bawah tempat para penjaga yang bertugas selama 24 jam, sedangkan lantai atas dipakai untuk keluarga sultan beristirahat sambil menyaksikan aktivitas kehidupan rakyatnya sehari-hari.
Setelah melalui gerbang kedua dan pagar halaman inti, sampailah pada bangunan keraton. Pada bagian atas ambang pintu keraton terdapat tulisan “Alwatzikhoebillah” yang berarti “Berpegang teguh dengan nama Allah”. Di bagian atasnya tulisan ini terdapat ukiran yang menggambarkan dua ekor burung laut yang bermakna “Kekuatan Kerajaan Sambas pada angkatan laut”, dan angka sembilan yang berarti bangunan keraton ini dibangun oleh sultan yang kesembilan.


Di dalam kompleks keraton terdapat tiga buah bangunan. Di sebelah kiri bangunan utama terdapat bangunan yang berukuran 5 x 26 meter. Pada masa lampau bangunan ini berfungsi sebagai dapur dan tempat para juru masak keraton. Di sebelah kanan bangunan utama terdapat bangunan lain yang ukurannya sama seperti bangunan dapur. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat Sultan dan pembantunya bekerja. Dari bangunan tempat Sultan bekerja dan bangunan utama keraton dihubungkan dengan koridor beratap dengan ukuran panjang 5,90 meter dan lebar 1,50 meter.
Di bagian dalam bangunan tempat Sultan dan pembantunya bekerja, tersimpan beberapa benda pusaka kesultanan, di antaranya singgasana kesultanan, pedang pelantikan Sultan, gong, tombak, payung kuning yang merupakan lambang kesultanan, dan meriam lele. Meriam lele yang jumlahnya tujuh buah hingga sekarang masih dianggap barang keramat dan sering diziarahi penduduk. Masing-masing meriam yang berukuran kesil ini mempunyai nama, yaitu Raden Mas, Raden Samber, Ratu Kilat, Ratu Pajajaran, Ratu Putri, Raden Pajang, dan Panglima Guntur.
Bangunan utama keraton berukuran 11,50 x 22,60 meter. Terdiri atas tujuh ruangan, yaitu balairung terletak di bagian depan, kamar tidur sultan, kamar tidur istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan, ruang keluarga, ruang makan, dan ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang pintu yang menghubungkan balairung dan ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan Sambas dengan tulisan “Sultan van Sambas” dan angkatahun 15 Juli 1933. Angka tahun ini merupakan tanggal peresmian bangunan keraton. Di bagian dalam bangunan ini, pada kamar tidur Sultan tersimpan barang-barang khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya tempat peraduan sultan, pakaian kebesaran, payung kesultanan, pedang, getar, puan, dan meja tulis Sultan. Pada bagian dinding terpampang gambar-gambar keluarga Sultan yang pernah memerintah Sambas.

Senin, 15 Oktober 2012

Kamis, 11 Oktober 2012 , 09:28:00 Disiplinkan Diri Berlalulintas

FOTO:ILUSTRASI



POLRES Sambas melalui satuan lalu lintas (Satlantas), terus berbenah diri dalam rangka menciptakan tertib lalu lintas, yang bermuara dalam upaya menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Menurut Kasat Lantas Polres Sambas AKP Jovan Reagen Sumual, kunci untuk menciptakan tertib lalu lintas adalah disiplin.  “Disiplin terhadap aturan lalu lintas, disiplin untuk tertib, dan disiplin terhadap keselamatan diri, ini penting,” imbaunya.

Tak mengherankan jika sudah menjadi tugas rutin pihaknya, dalam mengingatkan pengguna kendaraan lalu lintas, agar dapat menjaga ketertiban dijalan raya. Ini mereka lakukan, agar dapat menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas (lakalantas), mengingat banyak program pembangunan jalan yang masuk di Kabupaten Sambas.


“Apalagi saat ini banyaknya program pembangunan jalan (sedang) berlangsung, (sehingga) harus menjadi perhatian pengendara, agar tertib lalu lintas, khususnya bagi pelajar ataupun anak-anak muda yang beraktivitas menggunakan kendaraan bermotor,” ungkapnya.Mantan Kasat Lantas Polres Melawi ini berharap agar para pengendara kendaraan lalu lintas, dapat menaati tata tertib berlalulintas.


Dia juga berharap kepada kontraktor pembangunan jalan agar dapat memberikan tanda pembangunan yang dikerjakan, serta tidak menyimpan material bangunan di pinggir jalan raya. Apalagi, ditambahkan dia, sampai memakan badan jalan, karena dampaknya sangat membahayakan pengendara. “Kita minta kerjasama masyarakat pemilik kendaraan, sama-samalah menekan angka kecelakaan di jalan raya dengan mematuhi aturan lalu lintas,” pintanya. (har)


Senin, 08 Oktober 2012

Jum'at, 05 Oktober 2012 , 09:35:00 Menghiasi Tugu Peran Saka

TUGU PRAMUKA: Kwarcab Gerpram adakan bakti sosial mengecat tugu Pramuka di Anjongan hingga nampak lebih indah dan bersih. 



ANJONGAN- Gerakan Pramuka. Pramuka Peduli Kabupaten Mempawah merenovasi dan melakukan perbaikan Tugu Peran Saka Kalbar yang dibangun tahun 1989 di Kecamatan Anjongan, kemarin. Aksi pedulia itu dalam upaya mengembalikan gelora Peran Satuan Karya (Saka) Para anggota Pramuka Peduli yang ada didaerah ini.
“Terlihat saling gotong royong mengecat dan memasang batu bata di Tugu Peran Saka Kalbar, yang bermotif perisai dan yang diatasnya berdiri tugu tunas kelapa. Kita ingin mengaktifkan kembali peran Saka gerakan pramuka. Karena selama ini, kita lihat pramuka yang aktif dalam Saka yang ada mulai menurun,” nilai Rahmad Satria kata Ketua Kwarcab Kabupaten Mempawah, yang ikut berbaur bersama anggota Pramuka Peduli itu.

Rahmad Satria yang juga Ketua DPRD itu berkomitmen, memajukan gerakan pramuka di daerah ini. Sebab, dalam penilaiannya   gerakan pramuka merupakan wadah yang tepat membangun karakter pemuda yang tangguh dan kuat, membangun rasa cinta bangsa, patriotisme dan nasionalisme.  “Jika perlu Kwarda Kalbar, menggelar perkemahan Peran Saka se Kalbar. Hal ini, demi menumbuhkan kembangkan jiwa patriotisme yang tinggi serta mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan sesama anggota Pramuka Penegak dan Pandega,” harapnya.


Max Sosiajaya, Ketua pramuka Peduli Kabupaten Mempawah, mengatakan bentuk kepedulian dengan melakukan pembenahan Tugu Peran Saka, diharapkan Saka-saka yang ada di Gerakan Pramuka, seperti Saka Bhakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Bahari, Saka Kartika, Saka Taruna Bumi, Saka Dirgantara, bisa menujukan kembali eksistensinya, demi kemajuan gerakan pramuka Kalbar, khususnya Kabupaten Mempawah. “Tugu ini, simbol pemersatu seluruh Saka Gerakan Pramuka, kita mengingkan gaung pramuka Saka kembali berkibar. Semoga dengan kebersamaan merehab Tugu Peran Saka ini, kembali membangkitkan semangat pramuka Saka,” akunya. (ham)

Kamis, 04 Oktober 2012

Kamis, 04 Oktober 2012 , 10:10:00 Bahaya Asap Mulai Mengancam Dinkes Keluarkan Edaran




 FOTO:ILUSTRASI


SAMBAS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sambas telah mengeluarkan surat edaran kepada setiap puskesmas se-Kabupaten Sambas, agar memberikan peringatan bahaya asap bagi kesehatan. Ancaman-ancaman kesehatan yang dimaksud seperti gejala batuk, sesak napas, lemah, serta pusing yang disebabkan menghirup asap dari aktivitas pembakaran lahan.

“Aktivitas pembakaran lahan yang terjadi beberapa hari terakhir ini, menyebabkan kabut asap mulai menyelubungi Kalbar. Walaupun sudah dibasahi hujan, namun kabut asap masih terasa, sehingga ini menjadi perhatian kita bersama. Itu dikarenakan bahaya kabut asap dapat menimbulkan penyakit radang tenggorokan, radang paru (pneumonia), serangan asma, dan keracunan gas akibat asap, sehingga kita harus waspada,” ungkap kepala Dinkes Kabupaten Sambas, I Ketut Sukarja, di Sambas. Meskipun baru-baru ini Sambas sempat diguyur hujan, namun di sejumlah wilayah di kabupaten ini masih diselimuti asap.


Dalam surat edaran tersebut, setiap puskesmas diminta agar menyampaikan informasi kepada masyarakat di wilayah kerjanya masing-masing, agar masyarakat mengetahui langkah-langkah antisipasi penyakit musim kemarau. Termasuk penyakit perubahan cuaca, sehingga pencegahan menyebarnya wabah penyakit menular yang berpotensi menjadi wabah di wilayah Kabupaten Sambas dapat dilakukan.


“Langkah penyelamatan pertama yang harus kita lakukan ialah menyelamatkan bayi atau balita, lanjut usia, ibu hamil, dan penderita penyakit asma. Caranya dengan sesegera mungkin membawanya berobat ke puskesmas atau rumah sakit umum daerah (RSUD) terdekat. Gejalanya seperti batuk, pilek, infeksi pernapasan (Ispa), sesak napas, lemah, pusing, dan pingsan,” jelasnya.


Gejala-gejala yang dipaparkan Ketut tersebut, harus dikenal masyarakat. Makanya, diharapkan dia agar petugas kesehatan di lapangan, dapat memberikan informasi gejala penyakit dan langkah-langkah pencegahannya. Tetapi hal lebih penting lagi, menurut dia, adalah tindakan mengantisipasi penyakit tersebut. Pencegahan-pencegahan dimaksud di antaranya yakni dengan tidak membakar sampah, membersihkan debu di rumah dengan lap basah, kemudian diingatkan pula agar jangan membuang puntung rokok sembarangan, serta dapat mengikuti petunjuk ataupun perkembangan informasi melalui media massa maupun sosialisasi dari instansi terkait. (har)